Halo teman-teman, kali ini kita akan membahas tentang beberapa perangkat lunak (software) khusus untuk burning (proses menggandakan atau meng-copy data dari PC ke CD atau DVD). Sudah bukan rahasia lagi bahwa software burning yang paling mutakhir adalah DAEMON Tools.
Namun software DAEMON Tools sendiri bersifat shareware (atau kata Wikipedia bahasa Indonesia, "perangkat lunak kongsi"), sehingga kita diharuskan membeli untuk mendapatkan akses penuh. Karena itulah artikel ini ditulis. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan perihal dua software burning lainnya yang dapat menjadi alternatif dari DAEMON Tools.
1. ImgBurn
ImgBurn adalah software burning bersifat freeware (namun dengan installer bersifat adware OpenCandy yang sebenarnya bisa kita hindari) yang ditulis oleh seseorang dengan username Lightning UK!, yang sebelumnya juga pernah menulis software burning lain bernama DVD Decrypter yang tersandung masalah legalitas. Versi terbaru dari software ini adalah versi 2.5.8.0, dirilis pada 16 Juni 2013.
Kelebihan dari ImgBurn:
Halaman web dari ImgBurn (klik di sini)Logo DAEMON Tools |
1. ImgBurn
ImgBurn adalah software burning bersifat freeware (namun dengan installer bersifat adware OpenCandy yang sebenarnya bisa kita hindari) yang ditulis oleh seseorang dengan username Lightning UK!, yang sebelumnya juga pernah menulis software burning lain bernama DVD Decrypter yang tersandung masalah legalitas. Versi terbaru dari software ini adalah versi 2.5.8.0, dirilis pada 16 Juni 2013.
Kelebihan dari ImgBurn:
- Mendukung format BIN, CCD, CDI, CUE, DI (image dari disket untuk komputer produk Atari), DVD, GI, IMG, ISO, MDS, NRG dan PDI (Portable Database Image, bukan PDI Perjuangan lho! :D ).
- Dapat mem-burn CD Audio dari jenis yang didukung melalui DirectShow/ACM, termasuk AAC, APE, FLAC, M4A, MP3, MPC, OGG, PCM, WAV, WMA dan WV.
- Mampu membuat disc DVD, HD DVD, dan Blu-Ray.
- Mendukung nama berkas dan folder dengan karakter Unicode.
- Bisa dijalankan di Windows 95, 98, ME, NT4, 2000, XP, 2003, Vista, 2008, Windows 7, 8, bahkan Windows 10 (yang ini saya sudah coba sendiri), termasuk versi 64-bit. Juga dapat dijalankan di program Wine (program untuk distro Linux untuk menjalankan program-program Windows pada distro Linux).
- Mendukung semua jenis CD drive tanpa upgrade terlebih dahulu
- Sistem image queue (antri image) yang memungkinkan program untuk mem-burn beberapa file image CD/DVD ke CD/DVD fisik dengan interaksi seminimal mungkin.
- Ukurannya cukup kecil (di bawah 3 MB).
- Tidak mendukung format RAW.
- Tidak mendukung disc bersifat multi-session.
- Tidak dapat menulis data subchannel CD.
- Tidak dapat menyalin CD/DVD terlebih dahulu tanpa harus membuat file image terlebih dahulu.
- Tidak dapat mem-burn ke drive CD ganda pada waktu yang sama.
2. AcetoneISO
AcetoneISO adalah sebuah program untuk distro Linux yang dimaksudkan untuk orang-orang yang "mencari DAEMON Tools untuk Linux".
Kelebihan dari AcetoneISO:
- Dapat membuka file berformat ISO, BIN, MDF dan NRG tanpa harus memasukkan password admin.
- Dapat mem-burn ISO, TOC, ataupun CUE ke CD-R/RW.
- Dapat mem-burn ISO ke DVD-+R/RW.
- Tampilan yang keren sederhana, dan memudahkan penggunaan.
- Dapat mengkonversikan jenis image ISO dari satu format ke format lainnya.
- Dapat memeriksa file MD5 dari sebuah image dan/atau menyimpannya sebagai sebuah file teks.
- Mengembalikan file CUE yang hilang dari sebuah image berformat BIN dan IMG.
- Menyimpan audio dari sebuah file video.
- Dapat mem-burn CD PSX ke dalam image berformat BIN untuk dimainkan di emulator PSX (seperti ePSXe atau pSX).
- Tidak dapat mengemulasikan copy protection CD seperti pada DAEMON Tools.
- Tidak dapat membuka image dari CD yang bersifat multi-session. Hanya track pertama yang akan terbaca. Begitu juga halnya jika mem-burn image bersifat multi-session.
- Konversi image ke format ISO hanya bisa dilakukan pada CPU berarsitektur x86 dan x86-64 karena batasan PowerISO
Dari kedua software, kita dapat menyimpulkan bahwa setiap software memiliki kekurangannya sendiri, tetapi ada setidaknya satu kesamaan; image CD yang bersifat multi-session terbukti cukup bermasalah, sehingga tidak dapat ditangani secara optimal oleh kedua software.
Sekian dulu tulisan dari saya, sampai jumpa suatu saat nanti!